Pertanyaan:
Apa sich hukum bertawasul?
Apa sich hukum bertawasul?
a.Pengertian Tawassul
dalam Kitab Al-Mausuu’ah Al Fiqhiyyah Al
Kuwaitiyyah 14/149
اَلتَّوَسُّلُ لُغَةً : اَلتَّقَرُّبُ . يُقَالُ :
تَوَسَّلْتُ إِلَى اللهِ بِالْعَمَلِ : أَيْ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ
Makna tawassul menurut bahasa adalah taqarrub (mendekat). Dikatakan: Saya tawassul kepada Allah dengan amal, maksudnya aku mendekatkan diri kepadaNya (dengan amal perbuatan)
Makna tawassul menurut bahasa adalah taqarrub (mendekat). Dikatakan: Saya tawassul kepada Allah dengan amal, maksudnya aku mendekatkan diri kepadaNya (dengan amal perbuatan)
b. Hukum Bertawassul
Dalam Kitab Al-Mausuu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah 14/149 dijelaskan:
Dalam Kitab Al-Mausuu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah 14/149 dijelaskan:
ذَهَبَ
جُمْهُوْرُ الْفُقَهَاءِ ( اَلْمَالِكِيَّةُ وَالشَّافِعِيَّةُ وَمُتَأَخِّرُو الْحَنَفِيَّةِ
وَهُوَ الْمَذْهَبُ عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ ) إِلَى جَوَازِ هَذَا النَّوْعِ مِنَ
التَّوَسُّلِ سَوَاءٌ فِيْ حَيَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ
بَعْدَ وَفَاتِهِ
Mayoritas Ahli Fiqh (Syafi’iyyah, Malikiyyah, Hanafiyyah yang
akhir, dan Hanabilah) membolehkan tawassul macam ini (yaitu: berdoa dengan
semisal: ALLAAHUMMA AS`ALUKA BINABIYYIKA AU BIJAAHI NABIYYIKA….) , baik saat
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam hidup
maupun sesudah beliau wafat
c.
Dalil Tawassul
Dalam Sunan Tirmidzi juz 13 halaman 124 nomor 3927:
Dalam Sunan Tirmidzi juz 13 halaman 124 nomor 3927:
حَدَّثَنَا
مَحْمُودُ بْنُ غَيْلاَنَ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ
عَنْ أَبِى جَعْفَرٍ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ عُثْمَانَ
بْنِ حُنَيْفٍ أَنَّ رَجُلاً ضَرِيرَ الْبَصَرِ أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه
وسلم- فَقَالَ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يُعَافِيَنِى. قَالَ « إِنْ شِئْتَ دَعَوْتُ
وَإِنْ شِئْتَ صَبَرْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ ». قَالَ فَادْعُهُ. قَالَ فَأَمَرَهُ
أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيُحْسِنَ وُضُوءَهُ وَيَدْعُوَ بِهَذَا الدُّعَاءِ «
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ
نَبِىِّ الرَّحْمَةِ إِنِّى تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّى فِى حَاجَتِى هَذِهِ
لِتُقْضَى لِى اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِىَّ ». قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
صَحِيحٌ غَرِيبٌ
Dari Utsman bin Hunaif: "Suatu hari seorang yang lemah dan buta datang kepada Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai orang yang menuntunku dan aku merasa berat" Rasulullah berkata"Ambillah air wudlu, lalu beliau berwudlu dan sholat dua rakaat, dan berkata:"bacalah doa (artinya)" Ya Allah sesungguhnya aku memintaMu dan menghadap kepadaMu melalui nabiMu yang penuh kasih sayang, wahai Muhammad sesungguhnya aku menghadap kepadamu dan minta tuhanmu melaluimu agar dibukakan mataku, Ya Allah berilah ia syafaat untukku dan berilah aku syafaat". Utsman berkata:"Demi Allah kami belum lagi bubar dan belum juga lama pembicaraan kami, orang itu telah datang kembali dengan segar bugar”. Imam Tirmidzi berkata: Ini hadits hasan shahih gharib…”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar