Dalil
amaliyah NU
SHOLAT TAROWIH 20 RAKAAT, DOA QUNUT SHUBUH, TAHLILAN, , TALQIN MAYYIT, , MEMBACA AL QURAN DI MAQOM, TAWASSUL, ISTIGHATSAH, TABARRUK, MEMBACA BASMALAH DALAM SURAT AL FATIHAH, MEMBACA MANAQIB
1. SHOLAT TAROWIH 20 ROKAAT
Dalam Kitab Mushonnaf Abdurrozzaq juz 4 halaman 260, hadits nomor 7730:
Dalam Kitab Mushonnaf Abdurrozzaq juz 4 halaman 260, hadits nomor 7730:
عَبْدُ الرَّزَّاقِ
عَنْ دَاوُدَ بْنِ قَيْسٍ وَغَيْرِهِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يُوْسُفَ عَنِ
السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدَ أَنَّ عُمَرَ جَمَعَ النَّاسَ فِيْ رَمَضَانَ عَلَى
أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ وَعَلَى تَمِيْمٍ
الدَّارِيِّ عَلَى إِحْدَى وَعِشْرِيْنَ
رَكْعَةً يَقْرَؤُوْنَ بِالْمِئِيْنَ وَيَنْصَرِفُوْنَ عِنْدَ فُرُوْعِ الْفَجْرِ
“Abdurrazaaq, dari Dawud bin Qais dan yang lainnya,
dari Muhammad bin Yusuf, dari As Saaib bin Yazid : Bahwasannya Umar
mengumpulkan orang-orang di bulan Ramadlan yang diimami oleh Ubay bin Ka’ab dan
Tamiim Ad Daari dengan 21 rakaat. Mereka
membaca (surat-surat) Al Mi’iin (Al Mi`iin adalah surat-surat yang berjumlah
mendekati 100 ayat atau lebih) dan mereka pulang di ambang fajar”
2. DOA QUNUT SHUBUH
Dalam Sunan Kubro, Imam Baihaqi, juz 2 halaman 201, hadits nomor 3230:
2. DOA QUNUT SHUBUH
Dalam Sunan Kubro, Imam Baihaqi, juz 2 halaman 201, hadits nomor 3230:
وَأَخْبَرَنَا
أَبُوْ عَبْدِ اللهِ الْحَافِظُ أَخْبَرَنَا بَكْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّيْرَفِىُّ
بِمَرْوَ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عِيْسَى حَدَّثَنَا أَبُوْ
نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا أَبُوْ جَعْفَرٍ الرَّازِىُّ عَنِ الرَّبِيْعِ بْنِ أَنَسٍ
قَالَ : كُنْتُ جَالِسًا عِنْدَ أَنَسٍ فَقِيْلَ لَهُ إِنَّمَا قَنَتَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا.
فَقَالَ : مَا زَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْنُتُ فِىْ صَلاَةِ الْغَدَاةِ حَتَّى
فَارَقَ الدُّنْيَا. قَالَ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ : هَذَا إِسْنَادٌ صَحِيْحٌ
سَنَدُهُ ثِقَةٌ رُوَاتُهُ
“…..(diriwayatkan) dari Ar Rabi’ bin Anas, beliau berkata: Aku
duduk disisi Anas, maka dikatakan kepada beliau: Rasulullah shallallaahu ‘alaih
wasallam qunut hanya satu bulan. Maka beliau berkata: Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam selalu qunut didalam shalat ghadaat (shubuh) hingga beliau
meninggalkan dunia.
Abu Abdillah berkata: Ini isnad, sanadnya shahih, rawi-rawinya terpercaya.”
Abu Abdillah berkata: Ini isnad, sanadnya shahih, rawi-rawinya terpercaya.”
3. TAHLILAN
Dalam Kitab Al Hawi Lil Fatawi, lil Imam Assuyuthi, juz 2 halaman 169:
Dalam Kitab Al Hawi Lil Fatawi, lil Imam Assuyuthi, juz 2 halaman 169:
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ فِيْ كِتَابِ الزُّهْدِ لَهُ : حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ
قَالَ : ثَنَا اَلْأَشْجَعِيُّ عَنْ سُفْيَانَ قَالَ : قَالَ طَاوُسٌ : إِنَّ
الْمَوْتَى يُفْتَنُوْنَ فِيْ قُبُوْرِهِمْ سَبْعًا فَكَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ
أَنْ يُطْعَمَ عَنْهُمْ تِلْكَ الْأَيَّامَ
Imam Ahmad bin Hanbal
radhiyallaahu ‘anhu berkata didalam KITABUZZUHDI: Telah menceritakan
(kepada) kami Hasyim bin Al Qasim, telah
menceritakan (kepada) kami Al Asyja’i, dari Sufyan, beliau berkata, Thawus
berkata:
“Sesungguhnya orang-orang yang meninggal akan mendapat ujian dari Allah dalam kuburan mereka selama 7 hari. Maka, dianjurkan bagi mereka yang masih hidup memberikan makanan (sedekah) bagi orang-orang yang sudah meninggal selama hari-hari tersebut.”
“Sesungguhnya orang-orang yang meninggal akan mendapat ujian dari Allah dalam kuburan mereka selama 7 hari. Maka, dianjurkan bagi mereka yang masih hidup memberikan makanan (sedekah) bagi orang-orang yang sudah meninggal selama hari-hari tersebut.”
Dalam Kitab Attalkhis Al Habir, Al Hafzih Ibn Hajar, juz 2 halaman 310:
وَرَدَ بِهِ الْخَبَرُ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّبَرَانِيُّ عَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ
"إذَا أَنَا مِتُّ فَاصْنَعُوْا بِيْ كَمَا أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَصْنَعَ بِمَوْتَانَا أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ "إذَا مَاتَ أَحَدٌ مِنْ
إخْوَانِكُمْ فَسَوَّيْتُمْ التُّرَابَ عَلَى قَبْرِهِ فَلْيَقُمْ أَحَدُكُمْ
عَلَى رَأْسِ قَبْرِهِ ثُمَّ
لْيَقُلْ يَا فُلَانُ بْنَ فُلَانَةَ....
وَإِسْنَادُهُ صَالِحٌ وَقَدْ قَوَّاهُ الضِّيَاءُ فِي أَحْكَامِهِ
“…….talqin
mayyit setelah dikuburkan terdapat dalam hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi
wasallam, riwayat Imam Thabarani dari Abu Umamah, (beliau berkata): Jika aku
meninggal maka lakukanlah untukku sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wasallam perintahkan untuk kita lakukan
terhadap orang-orang yang meninggal diantara kita. Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam memerintahkan kita, beliau berkata: “Jika salah seorang
saudara kalian meninggal lalu kalian timbunkan tanah di atas kuburnya, maka
hendaklah salah seorang dari kalian berdiri di dekat kepalanya, lalu
mengatakan: Wahai Fulan anak Fulanah…………..dst”
5. MEMBACA AL QURAN DI MAQOM
Dalam Kitab Sunan Kubro, Lil Imam Al Baihaqi, juz 4 halaman 56 hadits nomor 7319:
أَخْبَرَنَا أَبُوْ عَبْدِ اللهِ الْحَافِظُ حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ : مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوْبَ حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ : سَأَلْتُ يَحْيَى بْنَ مَعِيْنٍ عَنِ الْقِرَاءَةِ عِنْدَ الْقَبْرِ فَقَالَ حَدَّثَنَا مُبَشِّرُ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ الْحَلَبِيُّ عَنْ عَبْدِ الرَّحَمْنِ بْنِ الْعَلَاءَ بْنِ اللَّجْلَاجِ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّهُ قَالَ لِبَنِيْهِ : إِذَا أَدْخَلْتُمُوْنِيْ قَبْرِيْ فَضَعُوْنِيْ فِي اللَّحْدِ وَقُوْلُوْا بِاسْمِ اللهِ وَعَلَى سُنَّةِ رَسُولِ اللهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَسُنُّوْا عَلَيَّ التُّرَابَ سَنًّا وَاقْرَءُوْا عِنْدَ رَأْسِيْ أَوَّلَ الْبَقَرَةِ وَخَاتِمَتَهَا فَإِنِّيْ رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ يَسْتَحِبُّ ذَلِكَ.
“.....dari
Abdurrahman bin al-'Alaa` bin al-Lajlaaj dari ayahnya, bahawa ayahnya berkata
pada anak-anaknya: " Apabila kamu
semua memasukkan aku dalam kubur, letakkan aku dalam lahad dan bacakanlah
Bismillah wa 'alaa millati Rasulillaah sallallaahu 'alaihi wasallam, kemudian
taburkan tanah, dan bacakan di kepalaku
permulaan surah al-Baqarah dan penghujungnya, sesungguhnya aku melihat Ibn Umar
menyukai perbuatan demikian”
6. TAWASSUL
Dalam Sunan Tirmidzi juz 13 halaman 124, hadits nomor 3927:
Dalam Sunan Tirmidzi juz 13 halaman 124, hadits nomor 3927:
حَدَّثَنَا
مَحْمُوْدُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ
عَنْ أَبِيْ جَعْفَرٍ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ عُثْمَانَ
بْنِ حُنَيْفٍ أَنَّ رَجُلاً ضَرِيْرَ الْبَصَرِ أَتَى النَّبِىَّ -صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فَقَالَ ادْعُ اللهَ أَنْ يُعَافِيَنِيْ. قَالَ « إِنْ شِئْتَ
دَعَوْتُ وَإِنْ شِئْتَ صَبَرْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ ». قَالَ فَادْعُهُ. قَالَ
فَأَمَرَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيُحْسِنَ وُضُوءَهُ وَيَدْعُوَ بِهَذَا الدُّعَاءِ
« اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ
نَبِيِّ الرَّحْمَةِ إِنِّيْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّيْ فِيْ حَاجَتِيْ
هَذِهِ لِتُقْضَى لِيْ اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ ». قَالَ هَذَا حَدِيْثٌ
حَسَنٌ صَحِيْحٌ غَرِيْبٌ
“.......dari Utsman
bin Hunaif: "Suatu hari seorang buta datang kepada Nabi shallallaahu
‘alaihi wasallam. Dia berkata: "Mohonkan
kepada Allah agar menyembuhkan saya. Beliau bersabda: “Jika engkau mau
maka akan saya doakan, dan jika engkau mau bersabar maka itu lebih baik bagimu.
Dia (orang buta tsb) berkata: Mohonkan kepadaNya. Utsman bin Hunaif berkata,
Maka Nabi memerintahkan dia untuk berwudhu dan membaguskan wudhunya, dan berdoa
dengan doa ini: “ Ya Allah, sesungguhnya
aku memintaMu dan menghadap kepadaMu dngan perantara nabiMu, Muhammad, nabi
yang penuh kasih sayang, sesungguhnya aku menghadap kepada tuhanku dengan
perantara engkau (Muhammad) dalam
hajatku ini agar dikabulkan Ya Allah, berikan
syafaat kepadanya untukku".
Dalam Kitab Mushonnaf Ibn Abi Syaibah juz 12 halaman 30, hadits nomor 32665:
حَدَّثَنَا أَبُوْ مُعَاوِيَةَ عَنِ الْأَعْمَشِ
عَنْ أَبِيْ صَالِحٍ عَنْ مَالِكِ الدَّارِ , قَالَ : وَكَانَ خَازِنَ عُمَرَ
عَلَى الطَّعَامِ , قَالَ : أَصَابَ النَّاسَ قَحْطٌ فِيْ زَمَنِ عُمَرَ , فَجَاءَ
رَجُلٌ إِلَى قَبْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ : يَا
رَسُوْلَ اللهِ , اسْتَسْقِ لأُمَّتِكَ فَإِنَّهُمْ قَدْ هَلَكُوْا , فَأَتَى
الرَّجُلَ فِي الْمَنَامِ فَقِيْلَ لَهُ : ائْتِ عُمَرَ فَأَقْرِئْهُ السَّلامَ ,
وَأَخْبِرْهُ أَنَّكُمْ مَسْقِيُّوْنَ وَقُلْ لَهُ : عَلَيْكَ الْكَيْسُ ,
عَلَيْكَ الْكَيْسُ , فَأَتَى عُمَرَ فَأَخْبَرَهُ فَبَكَى عُمَرُ , ثُمَّ قَالَ :
يَا رَبِّ لَا آلُوْ إِلَّا مَا عَجَزْت عَنْهُ.
...... dari Malik Ad Daar dan ia seorang
bendahara gudang makanan pada pemerintahan Umar. Ia berkata “Orang-orang
mengalami kemarau panjang saat pemerintahan Umar. Kemudian seorang laki-laki
datang ke makam Nabi shallallaahu alaihi wasallam dan berkata “Ya Rasulullah,
mintakanlah hujan untuk umatmu karena mereka telah binasa”. Kemudian orang
tersebut mimpi bertemu Rasulullah dan dikatakan kepadanya “datanglah kepada Umar
dan ucapkan salam untuknya, beritahukan kepadanya mereka semua akan diturunkan
hujan. Katakanlah kepadanya “bersikaplah bijaksana, bersikaplah bijaksana”.
Maka laki-laki tersebut menemui Umar dan menceritakan kepadanya akan hal itu.
Kemudian Umar berkata “Ya Tuhanku aku tidak melalaikan urusan umat ini kecuali
apa yang aku tidak mampu melakukannya”.
7.
ISTIGHATSAH
Dalam Kitab Al Adabul Mufrad, lil Imam Al Bukhari, juz 3 halaman 441, hadits nomor 1001:
حَدَّثَنَا أَبُوْ
نُعَيْمٍ قَالَ : حَدَّثَنَا سُفْيَانُ ، عَنْ أَبِيْ إِسْحَاقَ ، عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ : خَدِرَتْ رِجْلُ ابْنِ عُمَرَ ، فَقَالَ لَهُ
رَجُلٌ : اُذْكُرْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ
“....dari Abdurrahman bin Sa’ad, dia berkata: “ Kaki Ibn Umar terkena kebas (mati rasa), maka salah seorang
yang hadir mengatakan kepada beliau: “Sebutkanlah orang yang paling Anda
cintai!” Lalu Ibnu Umar berseru: “Ya Muhammad”.
8. TABARRUK
Dalam Shahih Muslim juz 10 halaman 411, hadits nomor 3855:
حَدَّثَنَا يَحْيَى
بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ
عَبْدِ اللهِ مَوْلَى أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِيْ بَكْرٍ وَكَانَ خَالَ وَلَدِ
عَطَاءٍ قَالَ أَرْسَلَتْنِيْ أَسْمَاءُ إِلَى عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ فَقَالَتْ
بَلَغَنِي أَنَّكَ تُحَرِّمُ أَشْيَاءَ ثَلَاثَةً الْعَلَمَ فِي الثَّوْبِ وَمِيْثَرَةَ
الْأُرْجُوَانِ وَصَوْمَ رَجَبٍ كُلِّهِ فَقَالَ لِيْ عَبْدُ اللهِ أَمَّا مَا
ذَكَرْتَ مِنْ رَجَبٍ فَكَيْفَ بِمَنْ يَصُوْمُ الْأَبَدَ وَأَمَّا مَا ذَكَرْتَ
مِنْ الْعَلَمِ فِي الثَّوْبِ فَإِنِّيْ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ
يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ
إِنَّمَا يَلْبَسُ الْحَرِيْرَ مَنْ لَا خَلَاقَ لَهُ فَخِفْتُ أَنْ يَكُوْنَ
الْعَلَمُ مِنْهُ وَأَمَّا مِيْثَرَةُ الْأُرْجُوَانِ فَهَذِهِ مِيْثَرَةُ عَبْدِ
اللهِ فَإِذَا هِيَ أُرْجُوَانٌ فَرَجَعْتُ إِلَى أَسْمَاءَ فَخَبَّرْتُهَا
فَقَالَتْ هَذِهِ جُبَّةُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَأَخْرَجَتْ إِلَيَّ جُبَّةَ طَيَالِسَةٍ كِسْرَوَانِيَّةٍ لَهَا لِبْنَةُ
دِيْبَاجٍ وَفَرْجَيْهَا مَكْفُوفَيْنِ بِالدِّيْبَاجِ فَقَالَتْ هَذِهِ كَانَتْ
عِنْدَ عَائِشَةَ حَتَّى قُبِضَتْ فَلَمَّا قُبِضَتْ قَبَضْتُهَا وَكَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَلْبَسُهَا فَنَحْنُ نَغْسِلُهَا
لِلْمَرْضَى
يُسْتَشْفَى بِهَا
“....dia (Asma’ binti Abi Bakar ash-Shiddiq)
mengeluarkan jubah –dengan motif– thayalisi dan kasrawani (semacam jubah
kaisar) berkerah sutera yang kedua lobangnya tertutup. Asma’ berkata: “Ini
adalah jubah Rasulullah shollallaah ‘alaih wasallam. Semula ia berada di tangan
Aisyah. Ketika Aisyah wafat maka aku mengambilnya. Dahulu jubah ini dipakai
Rasulullah shollallaah ‘alaih wasallam. Kami mencuci (mencelupkan)-nya di air
dan air tersebut menjadi obat bagi orang yang sakit”.
9. MEMBACA BASMALAH DALAM SURAT AL FATIHAH
Dalam Kitab Sunan Addaraquthni juz 1 halaman 312, hadits nomor 36:
حَدَّثَنَا يَحْيَى
بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ صَاعِدٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ مَخْلَدٍ قَالَا نا جَعْفَرُ بْنُ
مكرمٍ ثنا أَبُوْ بَكْرٍ الْحَنَفِيُّ ثنا عَبْدُ الْحَمِيْدِ بْنُ جَعْفَرٍ
أَخْبَرَنِيْ نُوْحُ بْنُ أَبِيْ بِلَالٍ عَنْ سَعِيْدِ بْنِ أَبِيْ سَعِيْدٍ
الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ
اللهُ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- :« إِذَا قَرَأْتُمُ الْحَمْدُ للهِ
فَاقْرَءُوْا (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ) إِنَّهَا أُمُّ الْقُرْآنِ
وَأُمُّ الْكِتَابِ وَالسَّبْعُ الْمَثَانِيْ وَ (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ) إِحْدَاهَا ».
10. MEMBACA MANAQIB
Dalam Kitab Karomaati Auliyaa`illaahi ‘Azza Wa Jalla, lil Hafizh Allaalikaa`i, halaman 96, atsar nomor 45:
أَخْبَرَنَا
عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَحْمَدَ ، قَالَ : ثنا جَعْفَر بْنُ
مُحَمَّدِ بْنِ نَصِيْرٍ ، قَالَ : ثنا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مَسْرُوْقٍ ،
قَالَ : ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ الْبُرْجُلَانِيُّ ، قَالَ : سَمِعْتُ
الْحَسَنَ بْنَ الرَّبِيْعِ ، قَالَ : سَمِعْتُ ابْنَ الْمُبَارَكِ ،
بِالْمِصِّيْصَةِ ، وَذَكَرَ عَلِيَّ بْنَ الْفُضَيْلِ ، فَجَعَلَ يَذْكُرُ
مَنَاقِبَهُ ، قَالَ : فَسَأَلَهُ رَجُلٌ عَنْ حَدِيْثٍ ، فَقَالَ : دَعْنَا ،
فَإِنَّ مُحَمَّدَ بْنَ النَّضْرِ الْحَارِثِيَّ ، كَانَ يَقُوْلُ : عِنْدَ ذِكْرِ
الصَّالِحِيْنَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ
Telah mengkhabarkan kepada kami
Ubaidillah bin Muhaamd bin Ahmad dia berkata, telah menceritakan kepada kami
Ja’far bin Muhammad bin Nashier, dia berkata, telah menceritakan kepada kami
Ahmad bn Muhammad bin Masruq, dia berkata, telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Husain Al Burjulani, dia berkata, aku mendengar al Hasan bin
Arrabi’ berkata, aku mendengar Ibnul Mubarak di kota Mishshishah. Beliau
menuturkan Ali bin Al Fudhail, beliaupun menuturkan manaqibnya. (Al Hasan bin
Arrabi’) berkata: lalu ada seoranglaki-laki bertanya kepada Ibnul Mubarak
tentang sebuah hadits, maka beliau berkata: Biarkanlah kami, karena
sesungguhnya Muhammad bin Nadhr Al Haritsi berkata: ketka menyebut orang-orqng
saleh maka turunlah rahmat.
Dalam Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 200:
وَقَدْ وَرَدَ فِي اْلَاثَرِ عَنْ سَيِّدِ الْبَشَرِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ قاَلَ :مَنْ وَرَّخَ مُؤْمِناَ فَكَأَنمَّاَ اَحْياَهُ وَمَنْ قَرَأَ تاَرِيْخَهُ فَكَأَنمَّاَ زَارَهُ
Tersebut dalam riwayat atsar dari Sayyidul Basyar (Rasulullah) shallallaahu alaih wasallam bersabda: Siapa membuat sejarah orang mukmin seolah-olah ia menghidupkannya kembali; siapa membacakan sejarahnya seolah-olah ia sedang mengunjunginya...”
Wallaahu
A’lamu Bishshowaab
Semoga bermanfaat
Pekalongan, Jumat 16 Ramadhan 1436 / 3 Juli 2015
Semoga bermanfaat
Pekalongan, Jumat 16 Ramadhan 1436 / 3 Juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar