Sabtu, 29 November 2014

KEUTAMAAN BACAAN HAUQALAH (3)



KEUTAMAAN BACAAN HAUQALAH (3)   
لَا حَوْلَ  وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ




Doa Keluar dari Rumah


Dalam Kitab Sunan Tirmidzi juz 5 halaman 490, hadits nomor 3426:

حَدَّثَنَا سَعِيْدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيْدِ اَلْأُمَوِيُّ حَدَّثَنَا أَبِيْ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ الله بْنِ أَبِيْ طَلْحَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ يَعْنِيْ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ يُقَالُ لَهُ كُفِيْتَ وَوُقِيْتَ وَتَنَحَّى عَنْهُ الشَّيْطَانُ


........dari shahabat Anas bin Malik, beliau berkata:
Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang mengucapkan, yakni ketika keluar dari rumahnya
:

BISMILLAAH TAWAKKALTU ‘ALALLAAH LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH

maka akan dikatakan kepadanya, “Kamu dicukupi, kamu dijaga, dan setan akan menjauhi orang tsb”


Wallaahu A'lam

Minggu, 02 Februari 2014

PENGAJIAN KETINGAN 1



PENGAJIAN KETINGAN 1

1.   Pengajian Kitab Al Adzkaar halaman 15
13 - وَرَوَيْنَا فِيْ صَحِيْحِ مُسْلِمٍ عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَلَا أُخْبِرُكَ بِأَحَبِّ الكَلَامِ إِلَى اللهِ تَعَالَى‏؟‏ إِنَّ أَحَبَّ الْكَلَامِ إِلَى اللهِ‏ِِ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
 
Dari Abu Dzarr radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata : Rosulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam  besabda kepadaku : "Maukah kamu saya beritahu perkataan yang paling dicintai Allah?" Sesungguhnya perkataan yang paling dicintai Allah adalah    سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِه [subhanallah wa bihamdihi] 

وَفِيْ رِوَايَةٍ‏:‏ سُئِلَ رَسُوْلُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ أَيُّ الْكَلَامِ أَفْضَلُ‏؟‏ قَالَ‏:‏ مَا اصْطَفَى اللهُ لِمَلائِكَتِهِ أَوْ لِعِبَادِهِ‏:‏ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ‏
Dalam satu riwayat : sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam  ditanya : perkataan apakah yang paling utama? Beliau menjawab :"yaitu perkataan yang dipilihkan oleh Allah untuk para malaikat atau  hamba-Nya  سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِه      [subhanallah wa bihamdihi] 

14 - وَرَوَيْنَا فِيْ صَحِيْحِ مُسْلِمٍ أَيْضًا عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَرْبَعٌ‏:‏ سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ
Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada empat ucapan yang paling disukai oleh Allah:  Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, dan Allahu Akbar. Tidak apa-apa bagimu dengan mana saja kamu memulai




2.    JAWABAN PERTANYAAN
FIDA`
(Ataqoh Shughro dan Kubro)
I. ATAQOH SUGHRO
Membaca  ‘LAA ILAAHA ILLAAH’  70000 (tujuh puluh ribu) kali
وَرُوِيَ اَنَّ الشَّيْخَ اَباَ الرَّبِيْعِ اَلْمَالَقِيَّ كَانَ عَلَى مَائِدَةِ طَعَامٍ وَكَانَ قَدْ ذَكَرَ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ سَبْعِيْنَ اَلْفَ مَرَّةٍ وَكَانَ مَعَهُمْ عَلَى الْمَائِدَةِ شَابٌّ مِنْ اَهْلِ الْكَشْفِ فَحِيْنَ مَدَّ يَدَهُ اِلَى الطَّعاَمِ بَكَى وَامْتَنَعَ مِنَ الطَّعَامِ فَقَالَ لَهُ الْحَاضِرُوْنَ لِمَ تَبْكِيْ؟ فَقَالَ اَرَى جَهَنَّمَ وَاَرَى اُمِّيْ فِيْهَا. قَالَ الشَّيْخُ اَبُوْ الرَّبِيْعِ: فَقُلْتُ فِيْ نَفْسِيْ اَللَّهُمَّ اِنَّكَ تَعْلَمُ اَنِّيْ قَدْ هَلَّلْتُ سَبْعِيْنَ اَلْفًا وَقَدْ جَعَلْتُهَا عِتْقَ اُمِّ هَذَا الشَّابِّ مِنَ النَّارِ فَقَالَ الشَّابُّ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ أَرَى أُمِّيْ قَدْ خَرَجَتْ مِنَ النَّارِ وَمَا اَدْرِيْ مَا سَبَبُ خُرُوْجِهَا وَجَعَلَ هُوَ يَبْتَهِجُ وَاَكَلَ مَعَ الْجَمَاعَةِ. وَهَذَا التَّهْلِيْلُ بِهذَا الْعَدَدِ يُسَمَّى عَتاَقَةَ صُّغْرَى كَمَا اَنَّ سُوْرَةَ الصَّمَّدِيَّةِ إِذاَ قُرِئَتْ وَبَلَغَتْ مِائَةَ اَلْفِ مَرَّةٍ تُسَمَّى عَاتَقَةً كُبْرَى وَلَوْ فِيْ سِنِيْنَ عَدِيْدَةٍ فَاِنَّ الْمُوَالَاةَ لَا تُشْتَرَطُ.
Diriwayatkan bahwa syekh Abu al-Robi’ al-Malaqi, berada di jamuan makanan dan beliau telah berdzikir dengan mengucapkan Laa Ilaaha Ilallaah 70 ribu kali. Di jamuan tersebut terdapat seorang pemuda ahli kasyaf. Ketika pemuda itu akan mengambil makanan tiba-tiba ia mengurungkan mengambil makanan itu, lalu ia ditanya oleh para hadirin mengapa kamu menangis? Ia menjawab, saya melihat neraka jahanam dan melihat ibu saya di dalamnya. Kata syekh Abu al-Rafi’, saya berkata di dalam hati, “Ya Allah, sungguh engkau mengetahui bahwa saya telah berdzikir Laa Ilaaha Ilallaah 70 ribu kali dan saya mempergunakannya untuk membebaskan ibu pemuda ini dari neraka”. Setelah itu pemuda tersebut berkata, “Alhamdulillah, sekarang saya melihat ibu saya telah keluar dari neraka, namun saya tidak tahu apa sebabnya”. Pemuda itu merasa senang dan kemudian makan bersama dengan para hadirin. Dzikir Laa Ilaaha Ilallaah 70 ribu kali dinamakan ataqoh sughro (pembebasan kecil dari neraka), sedangkan surat al-Ikhlas jika dibaca 100 ribu kali dinamakan ataqoh kubro (pembebasan besar dari neraka) walaupun waktu membacanya beberapa tahun, karena tidak disyaratkan berturut-turut. 

Sumber:
Kita Kitab Al Futukhat al-Madaniyyah, Hamisy Nasho`ihul Ibad halaman 24


II. ATAQOH KUBRO
Membaca Surat Al-Ikhlash  100000 (seratus ribu) kali
وَمِنْهَا : اَنَّ مَنْ قَرَأَهَا مِائَةَ أَلْفِ مَرَّةٍ فَقَدِ اشْتَرَى نَفْسَهُ مِنَ اللهِ, وَنَادَى مُنَادٍ مِنْ قِبَلِ اللهِ تَعَالَى فِيْ سَمَوَاتِهِ وَفِيْ أَرْضِهِ : اَلَا إِنَّ فُلاَناً عَتِيْقُ اللهِ, فَمَنْ كَانَ لَهُ قَبْلَهُ بِضَاعَةً فَلْيَأْخُذْهَا مِنَ اللهِ غَزَّ وَجَلَّ,
فَهِيَ عَتَاقَةٌ مِنَ النَّارِ لَكِنْ بِشَرْطِ اَنْ لَا يَكُوْنَ عَلَيْهِ حُقُوْقٌ لِلْعِبَادِ أَصْلاً, اَوْ عَلَيْهِ وَهُوَ عَاجِزٌ عَنْ أَدَائِهَا

Sebagian dari fadlilahnya surat Ikhlas yaitu : sesungguhnya orang yang membacanya sebanyak 100.000 kali maka dia telah membeli dirinya sendiri dari Allah. Dan Malaikat akan mengumumkan dari sisi Allah di langit dan di bumi “ ketahuilah sesungguhnya si fulan adalah hamba yang dimerdekakan oleh Allah, siapa saja yang mempunyai hak yang di tanggung fulan maka mintalah dari Allah “. Maka surat Ikhlas tersebut akan memerdekakan dari neraka, tetapi dengan syarat tidak mempunyai tanggungan pada orang lain, atau punya tanggungan tapi tidak mampu membayarnya.

Sumber:
Kitab
Tafsiir As-Shoowi, Juz 4 hal. 498 ( Ahmad Shoowi Al-Maliki )


Atau dibaca  1000 (seribu) kali
Sebagaimana dalam Kitab
Khoziinatul Asroor, halaman 159( Sayyid Muhammad Haqqi Nazili)

وَيَقُوْلُ الْفَقِيْرُ أَعْتَقَهُ اللهُ مِنَ السَّعِيْرِ اِنِّيْ رَأَيْتُ شَيْخًا فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ فِيْ رَمَضَانَ سَنَةَ اِثنَتَيْنِ وَسِتِّيْنَ وَمِائَتَيْنِ وَاَلْفٍ يَقْرَأُ سُوْرَةَ الْإِخْلَاصِ عِنْدَ بَابِ الدَّاوُدِيَةِ لَيْلًا وَنَهَارًا كُلَّ رَمَضَانَ فَقَبَّلْتُ يَدَهُ فَقُلْتُ يَا سَيِّدِيْ وَمَوْلاَيَ اِنِّيْ اَرَاكَ كُلَّ يَوْمٍ تَقْرَأُ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ أَخْبِرْنِيْ عَنْ فَوَائِدِهِ وَأَسْرَارِهِ فَقَالَ أَعْتَقْتُ رَقَبَتِيْ مِنَ النَّارِ يَا وَلَدِيْ وَأَشَارَ بِيَدِهِ اِلىَ عُنُقِهِ فَقُلْتُ أَجِزْنِيْهَا فَأَجَازَنِيْ وَأَذِنَ لِيْ وَدَعَا لِيْ بِالْبَرَكَةِ فِيْهِ وَفَّقَنِيَ اللهُ وَاِيَّاكُمْ لِقِرَائَتِهَا اَلْفَ مَرَّةٍ وَبِهَا الْإِجَازَةُ لِمَنْ قَرَأَهَا بِالخَطِّ وَالكِتَابَةِ بَارَكَ اللهُ لَناَ وَلَكُمْ وَفَتَحَ عَلَيْنَا وَعَلَيْكُمْ جَعَلَنِيَ اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْمُخْلِصِيْنَ بِحُرْمَةِ الْإِخْلَاصِ.


Al-Faqir berkata (semoga Allah memerdekakannya dari neraka Sa’ir) : saya melihat seorang Syaikh di Masjidil Haram pada bulan Romadlon tahun 1261H sedang membaca surat al-Ikhlas di sebelah pintu Dawudiyyah malam dan siang hari setiap bulan Romadlon. Kemudian aku mengecup tangannya sambil berkata : Wahai Tuanku, aku melihatmu setiap hari membaca surat Ikhlas, berilah tahu padaku tentang faedah dan rahasianya. Kemudian dia menjawab : aku ingin memerdekakan jasadku dari neraka wahai anakku, dan dia mengangkat tangan ke lehernya. Aku berkata : berilah aku ijazah, kemudian beliau mengijazahiku dan memberi izin padaku serta mendo’akan barokah. Semoga Allah memberi pertolongan pada kamu untuk membacanya sebanyak 1.000 kali. Dan ini merupakan ijazah melalui tulisan bagi orang yang mau membacanya. Semoga Allah memberi barokah pada kita dan membukakan rohmatnya. Mudah-mudahan Allah menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang selamat sebab kemuliaan surat al-Ikhlas.