Kamis, 18 Juni 2015

Keutamaan Bulan Ramadlon

Keutamaan Bulan Ramadlon


Dalam Kitab Fadhail Syahri Ramadhan, karya al hafzih Ibn Syahin, halaan 18, hadts nomor 16:

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيْلُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِيْ كَثِيْرٍ اَلْفَارِسِيُّ ، أَنْبَأَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ ، قِرَاءَةً عَلَيْهِ ، عَنْ يُوْسُفَ بْنِ زِيَادٍ ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ يَحْيَى ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ ، عَنْ سَعِيْدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ ، عَنْ سَلْمَانَ ، قَالَ : خَطَبَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ آخِرِ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَانَ فَقَالَ :
« أَيُّهَا النَّاسُ ، قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ، 
جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةً ، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا ،

...dari Salman, ia berkata: “Pada hari akhir bulan Sya’ban Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memberikan khutbah kepada kami. Beliau bersabda: “Wahai manusia! Telah menaungi kamu bulan yang agung, bulan yang penuh dengan berkah, bulan yang padanya ada satu malam lebih baik dari seribu bulan. Allah tetapkan berpuasa padanya sebagai satu kewajiban, dan salat pada malamnya sebagai tathawu (ibadah sunnah).

مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ ، كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ ، وَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ ،

Siapa yang bertaqarrub (mendekatkan diri) didalam bulan agung tsb  dengan satu macam kebaikan , maka seakan-akan dia menunaikan ibadah fardhu  di bulan yang lain. Dan siapa yang menunaikan kewajiban, maka  menunaikan bdah fardhu maka seakan-akan dia menunaikan ibadah fardhu sebanyak tujuh puluh kali di bulan yang lain.

وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ ، وَشَهْرٌ يُزَادُ فِيْ رِزْقِ الْمُؤْمِنِ فِيْهِ ،

Bulan agung tsb  adalah bulan kesabaran dan bersabar itu pahalanya adalah surga. Bulan yang penuh dengan kebaikan, bulan yang akan bertambah rezeki seorang mukmin.

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ 
مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ » ،

Barang siapa memberi makan buka puasa untuk orang yang berpuasa, maka hal itu merupakan pengampunan bagi dosa-dosanya dan lehernya akan terlepas dari api neraka, dan baginya akan mendapat pahala seperti pahala yang berpuasa tanpa terkurangi sedikitpun dari pahalanya itu.

قُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ ، وَلَيْسَ كُلُّنَا يَجِدُ مَا يُفَطِّرُ الصَّائِمَ ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « 
يُعْطِي اللهُ عَزَّ وَجَلَّ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى مَذْقَةِ لَبَنٍ ، أَوْ ثَمْرَةٍ ، أَوْ شُرْبَةٍ مِنْ مَاءٍ ،

Kami para sahabat bertanya: “Tidak semua kami mempunyai sesuatu untuk memberi makan buka puasa untuk orang yang bberpuasa, beliau menjawab: “Allah ‘Azza wa Jalla akan memberi pahala seperti ini kepada orang yang memberi makan  buka puasa untuk orang yang berpuasa (walaupun hanya)  dengan seteguk susu, atau sebiji kurma, atau seteguk air”

وَمَنْ أَشْبَعَ صَائِمًا سَقَاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ حَوْضِيْ شَرْبَةً لَا يَظْمَأُ بَعْدَهَا حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ ،

Barangsiapa mengenyangkan orang yang berpuasa, maka Allah ‘Azza wa Jalla akan memberikan minum dari telagaku dengan satu tegukan yang mana tidak akan pernah merasakan kehausan sesudahnya  sampai dia masuk ke dalam syurga.

وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ

Bulan agung tsb  adalah bulan yang awalnya penuh rahmat, pertengahannya penuh maghfirah dan ahirnya pembebasan dari neraka



Catatan:
Hadits diatas juga diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah dalam Shahihnya juz 3 halaman 191, hadits nomor 1887

Juga diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abil Iman juz 5 halaman 223, hadits nomor 3336

Dan Ibn Abiddunya dalam Fadhail Ramadhan halaman 43, hadits nomor 41


Derajat  Hadits:
Ada rawi yang bernama:
Ali bin Zaid (bin Jid’an)

Al Hafizh Al Haitsami dalam Majma’uzawa`id juz 2 halaman 349 ketika mengomentari riwayat Umar memerintah Shuhaib agar shalat bersama orang-orang  dan membuatkan makanan hidangan makan untuk manusia selama tiga hari, disitu ada rawi yang bernama Ali bin Zaid,
Beliau berkata:
وَفِيْهِ عَلِيُّ بْنُ زَيْدٍ وَحَدِيْثُهُ حَسَنٌ


Wallaahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar